Projek Pembuatan Toilet Rumah Joglo-Mu Ungasan, Kuta Selatan, Badung
Projek Pembuatan Toilet Rumah JogloMu Ungasan, Kuta Selatan, Badung
Projek Pembuatan Toilet Rumah Joglo-Mu Ungasan, Kuta Selatan, Badung
Projek Pembuatan Toilet Rumah JogloMu Ungasan, Kuta Selatan, Badung
ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH, & DONASI
UNTUK RUMAH JOGLO MUHAMMADIYAH BADUNG, BALI
(Jalan Bali Cliff, Gg. V Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali 80364, depan Indomart Ungasan)
Rumah Joglo seluas 6.5m x 8.5m di atas tanah wakaf 150m2 |
Bentuk langit-langit |
prose finishing |
proses penyelesaian |
rumah joglo |
Bentuk Atap |
RUMAH JOGLO MUHAMMADIYAH BADUNG, BALI
Seorang bule Australia ikrar memluak agama Islam di Jimbaran Bali (baca artikel lengkap)
video bule masuk Islam di Bali
Atas kejadian Penurunan Paksa Papan nama Masjid Al Hidayah PRM TAMPO Kec. Cluring pada Hari Jum'at 25 Februari 2022, oleh Masarakat yang dibantu oleh Camat Cluring, Polsek Cluring, Danramil Cluring, Kepala Desa Tampo dan tokoh lokal/masarakat, maka PDM Banyuwangi mengambil sikap dan menempuh jalur HUKUM dengan mendelegasikan kepada
1. Majelis Hukum dan Ham/LBHMU.
2. LHKP PDM.
3. LBH UMM, UMJ, dll.
^^Tindakan Primitif yang dilakukan tersebut Sangat tidak pantas dan mencoreng kerukunan ummat.
^^Bukti bukti fisik penurunan Papan nama tersebut hari ini sedang dikumpulkan, dilengkapi berita acara secara detail oleh Saksi dilapangan dan LBHMU untuk selanjutnya diproses secara HUKUM.
^^PCM Cluring, PRM Tampo, Takmir masjid Al Hidayah tetap dalan koordinasi yang solid, kedepankan akal sehat, hati jernih, tawakkal kepada Allah, pasti ada solosi lebih elegan, bermartabat.
^^Menghadapi sikap arogan dari FORPIMKA, KAU dan KADES TAMPO harus dengan nalar sehat, tidak terpancing emosi karena mereka belum Aqil Baligh dalam bertindak sebagai Pengayom Masyarakat.
^^Usia Muhammadiyah sudah 110 Tahun, telah berkarya nyata ditengah masarakat luas, jangan disibukkan urusan remeh temeh, papan identitas dll yang menyita energi mubadzir dan tak manfaat, mikir kedepan jangkauan luas, karya besar masih luas seluas luasnya.
^^ PDM Banyuwangi yakin seyakin yakinnya bahwa suatu saat nanti mereka yang membenci Muhammadiyah akan menjadi penerus, kader perjuangan Muhammadiyah yang tangguh setangguh rasa bencinya, (kita doakan).
^^PDM Banyuwangi, dengan 27 PCM dan 146 PRM serta 41 Aum Pendidikan, 5 Aum Kesehatan, 9 Aum PAM, 17 AUM Lazismu, 14 PAP, 96 PUSDAMU, 1 PT, 40 Anggota, 125 ribu simpatisannya, 144 TPA nya, AMM, PD PM, PD NA, HW, IPM, IMM, TS PM, FGM kompak satu komando PDM.
^^ Pesan PDM Mari tetap mengedepankan AKAL SEHAT, AKHLAQ MULIA, LISAN YANG BERETIKA, SIKAP YANG DAMAI, WA/BERMEDIA SOSIAL YANG MENDIDIK,
TETAP KOORDINASI YANG TERUKUR, SEJALAN BERPIHAK KEPADA KEBENARAN.
KETUA/Sekret PDM Banyuwangi
Dr. H. MUKHLIS, M.Si.
AINURROFIQ, ST. MM.
KEUTAMAAN BACAAN
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
عَنْ أَبِي مُوْسَى – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( أَلاَ أدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الجَنَّةِ ؟ )) فَقُلْتُ : بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : (( لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan kepadaku, “Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu dari simpanan surga?” Aku menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah)”. (Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist
1) Pengakuan bahwa tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah, menyatakan kepasrahan seorang hamba kepada Allah yang menguasai seluruh alam. Tak ada sedikit pun kekuatan yang dimiliki manusia selain berasal dari pertolongan-Nya.
2) Sebagian ulama menafsirkan kalimat tersebut, “Tidak ada kuasa bagi hamba untuk menolak kejelekan dan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan selain dengan kuasa Allah.”
3) Ulama lain menafsirkan, “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”
4) Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
لاَ حَوْلَ عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ إِلاَّ بِعِصْمَتِهِ، وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَتِهِ إِلاَّ بِمَعُوْنَتِهِ
“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”
5) Ucapan laa haula wala quwwata illa billah, memberikan konsekuensi i’anah (bantuan), oleh karena itu Rasulullah Shallalahu ’alaihi Wasallam memberikan contoh jika muadzin mengucapkan hayya ‘alas shalah, maka dijawab, laa haula wala quwwata illa billah, jika muadzin mengucapkan, hayya ‘alal falah, dijawab laa haula wala quwwata illa billah (minta bantuan kepada Allah Agar bisa melaksanakannya).
6) Kalimat ini ringan dibaca. Tapi ketika kita meyakini maknanya dan menjadikannya amalan harian, itulah yang akan memberatkan timbangan amal kita di akhirat kelak.
7) Banyak-banyaklah mengucapkan hauqalah —laa haula wa laa quwwata illa billah, karena dia merupakan salah satu dari simpanan-simpanan surga.
Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :
- Sebagian ulama Salaf (terdahulu) ada yang mengatakan bahwa barang siapa yang merasa kagum terhadap sesuatu dari keadaannya atau hartanya atau anaknya, hendaklah ia mengucapkan, "Ini adalah apa yang dikehendaki oleh Allah, tiada kekuatan bagiku untuk melakukannya kecuali dengan pertolongan Allah." Hal ini tersimpulkan dari makna yang terkandung di dalam ayat ini.
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ إِنْ تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنْكَ مَالا وَوَلَدًا
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu 'Masya Allah", tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah? Jika kamu anggap aku lebih kurang daripada kamu dalam hal harta dan anak (Al-Kahfi: 39).
KEUTAMAAN BACAAN
LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
TAMAN BALAI MALANG
KARANGREJO, KARANGGAYAM,
KEBUMEN JAWA TENGAH
Namanya Taman Balai Malang. Penamaan Balai Malang berawal dari peninggalan sebuah Balai yang posisi berdirinya malang, alias tidak sejajar dengan posisi jalan raya desa. Oleh karenanya dinamailah Balai Malang. Balai sendiri awalnya juga sebuah bangunan sederhana beratap dan berlantai pasir.
Bangunan Balai Malang ini merupakan bagian dari keberadaan dua buah beji yang ada di sebelah selatan bangunan Balai Malang. Di depan pintu masuk atau pintu gerbang dulu ada sepasang pohon gandek yang merupakan gapura dan bagian dari bangunan Balai Malang. Di pinggir beji juga ada dua buah pohon kepuh. Menurut cerita orang tua dan sesepuh Dusun Sembada, beji dan Balai Malang memang dibangun dan diperuntukkan bagi putra selir raja Pajang.
KUNJUNGI OBJEK WISATA DESA KARANGREJO, KEBUMEN
Raja Pajang (sesepuh dusun Sembada tidak menyebutkan namanya) mempunyai istri selir. Dari istri selir lahirlah seorang bayi laki-laki. Konon anak selir ini sudah menunjukkan kesaktian dan kehebatan sejak bayi. Suatu hari anak ini menangis minta kelapa muda. Sambil menangis is menunjuk kelapa muda yang masih ada di atas pohon. Tidak dinyana dan diduga pohon kelapa itu melengkung ke depan anak raja itu seperti mempersilakan diri untuk diambil kelapanya.
Melihat kesaktian putra selirnya, raja itu khawatir kelak setelah besar sang anak selir itu akan mengambil alih kekuasanaannya. Sejak kejadian itu, sang raja berpikir bagaimana cara menyingkirkan putra selir ini. Singkat cerita, anak kecil ini diungsikan ke dusun Sembada dengan dibekali sepasang burung perkutut, sepasang pohon gandek, dibuatkan Balai (disebut Balai Malang karena posisi bangunan yang malang jalan), dua buah beji. Ia diungsikan ke dusun Sembada dengan ditemani seorang pembantu.
Tidak berapa lama anak raja selir itu meninggal dunia dan dimakamkan di kuburan lor dusun Sembada. Kuburannya dibangun dengan sangat megah untuk ukuran dusun Sembada. Kuburan makan raja kecil ini termasuk istimewa karena ditembok dan diatapi. Pintunya berukir. Inilah makan anak selir raja Pajang.
Dengan demikian keberadaan Balai Malang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Makan Punden Kuburan Lor dusun Sembada, dan dua buah beji.
Cerita sejarah Kuburan Punden (Kuburan Lor), 2 Buah Beji, dan Balai Malang
(Berdasarkan cerita lisan Bapak Almarhum (Khaeruddin)
Ini tradisi di kampung sewaktu saya kecil. Setiap orang yang akan punya gawe (mantu dan atau nyepeti) anak-anaknya, pasti melakukan “resik” (ziarah kubur dan membersihkan makam orang yg dikunjungi makamnya). Pasti yang diziarahi adalah makam mbah buyut dan keluarga besar yang akan punya gawe. Bagi saya dan anak-anak di kampung, diundang untuk ikut “resik” merupakan kebahagiaan yang tiada tara, karena selesai resik kuburan pasti akan makan kepungan dengan nasi putih (nasi beras) dan daging ayam. (Waktu itu makan nasi putih (beras) sesuatu yanga sangat istimewa, karena sehari-hari nasi yang dimakan adalah nasi budin.
Ada makam yang diistimewakan karena setipa resik pasti puncaknya adalah ke makam punden di Kuburan Lor. Saya pernah tanya kpd Bapak, kuburan siapakah itu kok setiap orang resik dan ziarah ke makam itu. Bahkan ada satu dua orang Kaligending kadang juga berziarah (minta doa?) ke makam itu.
Menurut cerita Bapak, makam itu adalah kuburan putra selir Raja Pajang (Saya tdk menanyakan siapa nama raja itu). Anak selir raja Pajang itu konon punya keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ia bisa memanggil (ngawe) pohon kelapa sehingga pohon kelapa itu bisa “mentiur” ke hadapan anak selir raja itu. Setiap kali ia kepingin degan, ia akan ngawe pohon kelapa dan mentiurlah pohon itu kehadapannnya.
Sejak itu Sang Raja agak cemas melihat kehebatan putra selirnya. Singkat cerita ia diungsikan ke Dusun Sembada dengan disertai dua pengawal dan seorang pembantu (pengasuh) perempuan. Di Dusun Sembada ia dibuatkan taman yang diberi nama Balai Malang (posisi bangunan malang jalan, sehingga dinamai Balai Malang. Taman Balai Malang dilengkapi dengan sepasang pohon gandek yang ditanam di kiri dan kanan pintu gerbang. Taman Balai Malang dilengkapi juga dua buah beji dan dua buah pohon gayam. Ia juga dibekali sepasang burung perkutut yang dilepas di taman Balai Malang. Burung perkutut ini sangat merdu (saya masih mengalaminya) jika manggung di pohon gayam. Saking merdunya, tukang gethek (penjual bambu yang dibuat gethek dibawa menelusuri sungai sangat terkagung-kagum setiap melintas dekat Selis sebelum bendungan kali. Saking kagumnya sampai gethek yang harusnya dikendalikan sampai berputar-putar, “minger-minger” tak terkendali. Sejak itulah perkutut yang suara merdu itu disebut “Kutut Gethek Minger”.
Tidak berapa lama anak raja selir yang diungsikan di Dusun Sembada, di Taman Balai Malang itu meninggal dunia. Ia dimakamkan di kuburan Sembada Lor yang waktu itu dikenal dengan Kuburan Punden yang dijadikan tempat ziarah puncak bagi masyarakat Sembada.
Sewaktu saya kecil, setiap tanggal 10 Syura, masyarakat Sembada motong kambing. Upacara penyembelihan kambing yang dilakukan di Kompleks Taman Balai Malang disebut “Suran”, karena dilaknasakan pada bulan Syura (Asyura). Upacara Suran setahu saya satu-satunya kegiatan yang dipusatkan di Balai Malang. Kambing itu dipotong dan dimasak (jangan santen). Piring yang digunakan takir dari daun pisang. Wadah yang digunakan untuk membewa dan menyajikan “jangan wedus” itu terbuat dari bambu (bumbung). Kita membawa pulang “jangan wedus” itu juga menggunakan “bumbung”.
Biasanya anak-anak sekitar pada tahun 70-an dan sebelumnya bermain dan berteduh di bale ini.
Di sebelah selatan barat bale ini dulu ada dua buah beji, yakni kolam sumber air sebanyak dua buah. Sekitar akhir tahun tahun 1989, bale dan dua buah beji menjadi korban pengembangan dan bendung Kaligending. Sejak itu hilanglah dua buah beji dan bale yang disebut Balai Malang itu.
Akhir tahun 2020 dan awal 2021, lahan milik desa itu mulai dibenahi dengan dibuatlah bangunan gazebo seperti tampak di bawah ini. Pembuatan gazebo ini diupayakan dalam rangka merevitalisasi Taman Bale Malang sehingga layak menjadi taman dan objek pariwisata.
Taman Bale Malang terletah di dusun Sembada desa Karangrejo, Kecamatan Karanggayam, Kabupten Kebumen.
Jika dari pusat kota Kebumen, ada dua jalur yang bisa digunakan. Jalur pertama yang bisa langsung ke lokasi taman adalah melalui jalur Desa Karangpoh terus ke utara kurang lebih 12 KM. Tepatnya barat jembatan tembana belok kanan (jika dari kota kebumen) atau belok kiri jika anda dari araha barat/Pejagoan.
Jalan menuju ke lokasi cukup bagus. Anda bisa menggunakan roda 4 atau roda dua. Suasana pedesaan menyuguhkan pemandangan yang sangat menawan. Sepanjang jalan kita bisa menyaksikan sungai Lukulo ynag membentang di sebelah kanan jalan.